Postingan Terakhir
test
Written By Polaris Institute on Rabu, 16 Mei 2012 | 03.27
Manusia dan Pendidikan
Written By Polaris Institute on Selasa, 15 Mei 2012 | 05.11
Oleh: Udin Petoto
21.00, Senin 20/20/2012
Lahirnya Agama Kristen
Katedral Di Jakarta |
Agama Kristen bermula dari pengajaran Yesus Kristus sebagai tokoh utama
agama ini. Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di Palestina
sekitar tahun 4-8 SM, pada masa kekuasaan raja Herodes. Yesus lahir dari
rahim seorang wanita perawan, Maria,
yang dikandung oleh Roh Kudus. Sejak usia tiga puluh tahun, selama tiga
tahun Yesus berkhotbah dan berbuat mukjizat pada banyak orang, bersama
keduabelas rasulnya. Yesus yang semakin populer dibenci oleh orang-orang
Farisi, yang kemudian berkomplot untuk menyalibkan Yesus. Yesus wafat
di salib pada usia 33 tahun dan bangkit
dari kubur pada hari yang ketiga setelah kematiannya. Setelah
kebangkitannya, Yesus masih tinggal di dunia sekitar empat puluh hari
lamanya, sebelum kemudian naik ke surga.
Gereja Mula-mula
Setelah naiknya Yesus Kristus ke surga, rasul-rasul mulai menyebarkan
ajaran Yesus ke mana-mana, dan sebagai hasilnya, jemaat pertama
Kristen, sejumlah sekitar tiga ribu orang, dibaptis. Namun, pada
masa-masa awal berdirinya, agama Kristen cenderung dianggap sebagai
ancaman hingga terus-menerus dikejar dan dianiaya oleh pemerintah Romawi
saat itu. Banyak bapa Gereja yang menjadi korban kekezaman kekaisaran
Romawi dengan menjadi martir, yaitu rela disiksa maupun dihukum mati
demi mempertahankan imannya, salah satu contohnya adalah Ignatius dari
Antiokia yang dihukum mati dengan dijadikan makanan singa.
Saat itu, kepercayaan yang berkembang di Romawi adalah paganisme, di
mana terdapat konsep ‘balas jasa langsung’. Namun dengan gencarnya para
rasul menyebarkan ajaran Kristen, perlahan agama ini mulai berkembang
jumlahnya, sehingga pemerintah Romawi semakin terancam oleh keberadaan
agama Kristen. Romawi pun berusaha menekan, dan bahkan melarang agama
Kristen, karena umat Kristen saat itu tidak mau menyembah Kaisar, dan
hal ini menyulitkan kekuasaan Romawi. Selain itu, paganisme dan
ramalan-ramalan yang sejak zaman Republik sudah dipakai sebagai
alat-alat propaganda dan pembenaran segala tingkah laku penguasa atau
alasan kegagalan penguasa, sudah tidak efektif lagi dengan keberadaan
agama Kristen. Maka, pada masa-masa ini, banyak umat Kristen yang
dibunuh sebagai usaha pemerintah Romawi untuk menumpas agama Kristen.
Penyebar utama agama Kristen pada masa itu adalah Rasul Paulus, yang
paling gencar menyebarkan ajaran Kristen ke berbagai pelosok dunia.
Masa Kegelapan
Pada masa inilah, datang masa-masa kegelapan (192-284), mulai dari
Kaisar Commodus hingga Kaisar Diocletian. Pada masa inilah orang-orang
masa itu kehilangan kepercayaan terhadap konsep balas jasa langsung yang
dianut di Paganisme, sehingga agama Kristen pun semakin diminati.
Hingga akhirnya pada tahun 313, Kaisar Konstantinus melegalkan agama
Kristen dan bahkan minta untuk dipermandikan, dan 80 tahun setelahnya,
Kaisar Theodosius melarang segala bentuk paganisme dan menetapkan agama
Kristen sebagai agama negara.
Sebagai agama resmi negara Kekristenan menyebar dengan sangat cepat.
Namun Gereja juga mulai terpecah-pecah dengan munculnya berbagai aliran
(bidaah). Salah satu upaya untuk menekan bidaah adalah dengan
diadakannya Konsili Nicea
yang pertama pada tahun 325 M. Konsili Nicea mencetuskan pengakuan iman
umat Kristen keseluruhan pertama kali, sebagai tanda persatuan Kristen
universal yang dibedakan dari umat-umat Kristen yang bidaah. Salah satu
contohnya adalah bidaah Arianisme, yang merupakan salah satu krisis
bidaah terbesar saat itu yang menjadi alasan utama diadakannya Konsili
Nicea yang pertama.
Ketika Kerajaan Romawi runtuh dan tercerai-berai, Gereja Kristen
tetap bertahan. Pada abad ke-11 terjadilah Perang Salib, di mana
kekezaman prajurit perang salib menjadi sejarah kelam Kristen yang
hingga kini masih banyak disesali. Perang Salib adalah perang agama
antara Kristen dan Islam. Dicetuskan pertama kali oleh Paus Urbanus II, Perang Salib I
bertujuan merebut kembali kota suci Yerusalem dari kekuasaan Islam,
yang merupakan tempat penting umat Kristen sebagai tujuan ziarah saat
itu.
Sementara itu, bagian timur dari Kerajaan Romawi, bertahan sebagai
Gereja yang disebut Yunani atau Ortodoks, yang mewartakan kabar gembira
di Rusia dan memisahkan diri dari belahan barat yang berada di bawah
pimpinan Gereja Roma. Pemisahan ini terjadi pada tahun 1054.
Sementara itu, pada tahun 1460 penemuan percetakan oleh Gutenberg
membuat Kitab Suci terjangkau bagi semua orang. Sebelumnya, Kitab Suci
dibatasi oleh Gereja kepada umat dengan tujuan untuk menekan bidaah yang
merupakan salah satu krisis besar dalam tubuh Gereja saat itu. Kitab
Suci hanya dibacakan di Gereja dan menjadi sumber kotbah.
Saat itu, banyak pihak-pihak tidak bertanggungjawab memanfaatkan
kedudukan di dalam Gereja Barat (Katolik) sebagai sumber kekuasaan,
sehingga secara tidak langsung mencoreng nama baik Gereja.
Pejabat-pejabat tinggi di dalam Gereja semakin terpengaruh untuk
mementingkan kepentingan duniawi sehingga semakin menyeleweng dari
ajaran dasar Gereja Katolik. Banyak oknum yang menduduki posisi penting
di dalam Gereja menggunakan kekuasaannya secara semena-mena sehingga
merugikan banyak umat saat itu. Hal ini membuat banyak umat Kristen
kecewa dan memprotes serta menuntut pembaharuan. Banyak umat yang
berpikir bahwa salah satu cara mendatangkan pembaharuan di dalam Gereja
ialah dengan memberikan Kitab Suci kepada semua orang.
Perpecahan
Puncak dari penyalahgunaan ajaran Gereja diawali dengan jual beli
surat indulgensia. Praktik ini sendiri sesungguhnya bertentangan dengan
ajaran iman Gereja Katolik. Martin Luther, seorang rahib, memutuskan
untuk melakukan pembaharuan dengan melakukan pemberontakan terhadap
Gereja Katolik dengan memakukan 95 dalil Luther di pintu Gereja Kastil
di Wittenberg, Jerman, 31 Oktober 1517, dan membangun gereja tandingan
baru. Sedangkan Ignatius Loyola,
pendiri ordo Jesuit dalam Gereja Katolik, berusaha melakukan
pembaharuan dari dalam, salah satunya adalah dengan memberikan
pendidikan teologi Kristen yang ketat kepada para klerus, terutama dalam
kepatuhan penuh pada otoritas dan ajaran Gereja, agar praktek korup
dalam Gereja berkurang dan tidak menjadi-jadi. Konsili Trente merupakan
konsili yang diadakan sebagai reaksi dari reformasi Martin Luther, di
mana reformasi Martin Luther dianggap oleh Gereja Katolik sebagai
tindakan yang memperparah kondisi kekristenan. Dalam Konsili Trente-lah
ajaran iman Gereja Katolik dipertegas (termasuk kanonisasi terakhir
Alkitab Katolik) demi menekan dan mengurangi berbagai macam
penyalahgunaan yang sewenang-wenang dalam tubuh Gereja.
Ketika Martin Luther menerjemahkan Kitab Suci menjadi bahasa Jerman,
pengikut-pengikutnya mulai memiliki pandangan yang berbeda-beda akan
Kitab Suci tersebut, lalu terjadilah pertentangan penafsiran antara umat
satu dengan yang lain, salah satu kasusnya adalah pertentangan antara
denominasi protestan reformed-nya Zwingli dan denominasi anabaptis,
reformed-nya Calvinis dengan Arminian, dan masih banyak lagi. Inilah
yang membuat agama Kristen Protestan sekarang banyak terbagi-bagi lagi
menjadi denominasi-denominasi lagi.
Kajian Pendidikan
No | Waktu | Pemateri | Tema |
1 | Test | Test | Test |
2 | Test | Test | Test |
3 | Test | Test | Test |
4 | Test | Test | Test |
5 | Test | Test | Test |
6 | Test | Test | Test |
7 | Test | Test | Test |
8 | Test | Test | Test |
Pesan Pencopet Kepada Pacarnya
Written By Polaris Institute on Minggu, 13 Mei 2012 | 03.56
Sitti,
kini aku makin ngerti keadaanmu
Tak ‘kan lagi aku membujukmu
untuk nikah padaku
dan lari dari lelaki yang miaramu
Nasibmu sudah lumayan
Dari babu dari selir kepala jawatan
Apalagi?
Nikah padaku merusak keberuntungan
Masa depanku terang repot
Sebagai copet nasibku untung-untungan
Ini bukan ngesah
Tapi aku memang bukan bapak yang baik
untuk bayi yang lagi kau kandung
Cintamu padaku tak pernah kusangsikan
Tapi cinta cuma nomor dua
Nomor satu carilah keslametan
Hati kita mesti ikhlas
berjuang untuk masa depan anakmu
Janganlah tangguh-tangguh menipu lelakimu
Kuraslah hartanya
Supaya hidupmu nanti sentosa
Sebagai kepala jawatan lelakimu normal
suka disogok dan suka korupsi
Bila ia ganti kau tipu
itu sudah jamaknya
Maling menipu maling itu biasa
Lagi pula
di masyarakat maling kehormatan cuma gincu
Yang utama kelicinan
Nomor dua keberanian
Nomor tiga keuletan
Nomor empat ketegasan, biarpun dalam berdusta
Inilah ilmu hidup masyarakat maling
Jadi janganlah ragu-ragu
Rakyat kecil tak bisa ngalah melulu
Usahakan selalu menanjak kedudukanmu
Usahakan kenal satu menteri
dan usahakan jadi selirnya
Sambil jadi selir menteri
tetaplah jadi selir lelaki yang lama
Kalau ia menolak kau rangkap
sebagaimana ia telah merangkapmu dengan isterinya
itu berarti ia tak tahu diri
Lalu depak saja dia
Jangan kecil hati lantaran kurang pendidikan
asal kau bernafsu dan susumu tetap baik bentuknya
Ini selalu menarik seorang menteri
Ngomongmu ngawur tak jadi apa
asal bersemangat, tegas, dan penuh keyakinan
Kerna begitulah cermin seorang menteri
Akhirnya aku berharap untuk anakmu nanti
Siang malam jagalah ia
Kemungkinan besar dia lelaki
Ajarlah berkelahi
dan jangan boleh ragu-ragu memukul dari belakang
Jangan boleh menilai orang dari wataknya
Sebab hanya ada dua nilai: kawan atau lawan
Kawan bisa baik sementara
Sedang lawan selamanya jahat nilainya
Ia harus diganyang sampai sirna
Inilah hakikat ilmu selamat
Ajarlah anakmu mencapai kedudukan tinggi
Jangan boleh ia nanti jadi propesor atau guru
itu celaka, uangnya tak ada
Kalau bisa ia nanti jadi polisi atau tentara
supaya tak usah beli beras
kerna dapat dari negara
Dan dengan pakaian seragam
dinas atau tak dinas
haknya selalu utama
Bila ia nanti fasih merayu seperti kamu
dan wataknya licik seperti saya–nah!
Ini kombinasi sempurna
Artinya ia berbakat masuk politik
Siapa tahu ia bakal jadi anggota parlemen
Atau bahkan jadi menteri
Paling tidak hidupnya bakal sukses di Jakarta
Rendra
Dari buku Sajak-Sajak Sepatu Tua, Pustaka Jaya, Jakarta, 1972.
Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta
Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Dari kelas tinggi dan kelas rendah
Telah diganyang
Telah haru-biru
Mereka kecut
Keder
Terhina dan tersipu-sipu
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kaurelakan dirimu dibikin korban
Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
Datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk lancarkan serangan
Karena
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kaurela dibikin korban
Sarinah
Katakan kepada mereka
Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri
Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
Tentang perjuangan nusa bangsa
Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut kau inspirasi revolusi
Sambil ia buka kutangmu
Dan kau Dasima
Khabarkan pada rakyat
Bagaimana para pemimpin revolusi
Secara bergiliran memelukmu
Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
Sambil celananya basah
Dan tubuhnya lemas
Terkapai disampingmu
Ototnya keburu tak berdaya
Politisi dan pegawai tinggi
Adalah caluk yang rapi
Kongres-kongres dan konferensi
Tak pernah berjalan tanpa kalian
Kalian tak pernah bisa bilang ‘tidak’
Lantaran kelaparan yang menakutkan
Kemiskinan yang mengekang
Dan telah lama sia-sia cari kerja
Ijazah sekolah tanpa guna
Para kepala jawatan
Akan membuka kesempatan
Kalau kau membuka kesempatan
Kalau kau membuka paha
Sedang diluar pemerintahan
Perusahaan-perusahaan macet
Lapangan kerja tak ada
Revolusi para pemimpin
Adalah revolusi dewa-dewa
Mereka berjuang untuk syurga
Dan tidak untuk bumi
Revolusi dewa-dewa
Tak pernah menghasilkan
Lebih banyak lapangan kerja
Bagi rakyatnya
Kalian adalah sebahagian kaum penganggur yang mereka ciptakan
Namun
Sesalkan mana yang kau kausesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau rela dibikin korban
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Berhentilah tersipu-sipu
Ketika kubaca di koran
Bagaimana badut-badut mengganyang kalian
Menuduh kalian sumber bencana negara
Aku jadi murka
Kalian adalah temanku
Ini tak bisa dibiarkan
Astaga
Mulut-mulut badut
Mulut-mulut yang latah bahkan seks mereka politikkan
Saudari-saudariku
Membubarkan kalian
Tidak semudah membubarkan partai politik
Mereka harus beri kalian kerja
Mereka harus pulihkan darjat kalian
Mereka harus ikut memikul kesalahan
Saudari-saudariku. Bersatulah
Ambillah galah
Kibarkan kutang-kutangmu dihujungnya
Araklah keliling kota
Sebagai panji yang telah mereka nodai
Kinilah giliranmu menuntut
Katakanlah kepada mereka
Menganjurkan mengganyang pelacuran
Tanpa menganjurkan
Mengahwini para bekas pelacur
Adalah omong kosong
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Saudari-saudariku
Jangan melulur keder pada lelaki
Dengan mudah
Kalian bisa telanjangi kaum palsu
Naikkan tarifmu dua kali
Dan mereka akan klabakan
Mogoklah satu bulan
Dan mereka akan puyeng
Lalu mereka akan berzina
Dengan isteri saudaranya.
RENDRA
(sumber Buku Puisi-puisi Rendra terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka)
Potret Pembangunan Dalam Puisi
Written By Polaris Institute on Sabtu, 12 Mei 2012 | 06.14
Lagu Seorang Gerilya-WS Rendra
(Untuk puteraku Isaias Sadewa)
Engkau melayang jauh, kekasihku.
Engkau mandi cahaya matahari.
Aku di sini memandangmu,
menyandang senapan, berbendera pusaka.
Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu,
engkau berkudung selendang katun di kepalamu.
Engkau menjadi suatu keindahan,
sementara dari jauh
resimen tank penindas terdengar menderu.
Malam bermandi cahaya matahari,
kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.
Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,
engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu
Peluruku habis
dan darah muncrat dari dadaku.
Maka di saat seperti itu
kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan
bersama kakek-kakekku yang telah gugur
di dalam berjuang membela rakyat jelata
Jakarta, 2 september 1977
Potret Pembangunan dalam Puisi
Engkau melayang jauh, kekasihku.
Engkau mandi cahaya matahari.
Aku di sini memandangmu,
menyandang senapan, berbendera pusaka.
Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu,
engkau berkudung selendang katun di kepalamu.
Engkau menjadi suatu keindahan,
sementara dari jauh
resimen tank penindas terdengar menderu.
Malam bermandi cahaya matahari,
kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.
Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,
engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu
Peluruku habis
dan darah muncrat dari dadaku.
Maka di saat seperti itu
kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan
bersama kakek-kakekku yang telah gugur
di dalam berjuang membela rakyat jelata
Jakarta, 2 september 1977
Potret Pembangunan dalam Puisi
Langganan:
Postingan (Atom)