bicara dalam kenekatan memacu lepas-lepas butirdarah-butir darah,
meratai bunga-bunga, membungai tiap usia
sebelum dikejuti pintu menutup baginya.
Anita.
Memacu kuda garang, merasuk hidup jalang
ditolaknya setiap perhentian.
Anita.
Dikutukinya cinta sarang cemburu, degil dan duka
berpacu juga ia yang terlanda rebah di kakinya.
Sampai tiba-tiba terpaling kepalanva
satu binar caya mengubah warna iklim
lelaki berotot mengurungnya pada cinta
yang dengan angkuh memandang ke darahnya berpacuan.
Anita.
Lelaki itu memperkosanya di ladang
hujan gerimis menambah ribut dada dan alang-alang,
lalu meninggalkannya dengan dingin mata
menenggelamkan diri bagi bahasa cinta.
Anita.
Derai gerimis menampar muka
kutuk membalik mendera dirinya
dadanya yang subur terguncang-guncang oleh damba.
Anita.
Dijatuhkannya dirinya dari menara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar