Bendera Rusia |
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia menanggapi
serius peristiwa kecelakaan Sukhoi Superjet 100 yang berisi 45 orang
penumpang beberapa waktu lalu. Mulai malam ini dan esok hari, pemerintah
Rusia menurunkan 40 ahli negeri tersebut yang akan didampingi 37 orang
lainnya.
Demikian diungkapkan Yury Slyusar, Deputi Kementerian
Industri dan Perdagangan Rusia, Jumat (11/5/2012), di Bandara Halim
Perdana Kusuma, Jakarta. "Dua pesawat dari Rusia akan datang malam ini
dan besok. Pesawat pertama, 40 ahli dari Rusia dan kedua ada 37 orang
Rusia," ucapnya.
Sementara tim yang sudah terlebih dulu datang ke
Jakarta berjumlah 15 orang yang terdiri dari pihak Kementerian dan
United Aircraft Rusia. Mereka sudah melakukan koordinasi dengan
instansi-instansi terkait.
"Tim yang datang kemarin sudah mulai
kerja dan sudah beberapa kali bertemu dengan instansi terkait dan sudah
mempersiapkan tindakan-tindakan bersama dalam beberapa hari ke depan,"
ujar Duta Besar Rusia, Alenxandrei Ivanov.
Seluruh tim nantinya
akan membantu mengevakuasi dan mengindentifikasi korban, serta
menginvestigasi penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi. "Sesuai dengan
prosedur yang berlaku panitia interogasi bisa bekerja selama 12 tahun.
Kami mengambil semua langkah yang diperlukan untuk bisa menyelesaikan
pekerjaan dalam waktu yang lebih cepat," pungkas Yury.
Sebelumnya,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah berkomunikasi dengan Presiden
Rusia Vladimir Putin terkait musibah jatuhnya pesawat penumpang Sukhoi
Superjet 100. Pada pembicaraan tersebut, Presiden Putin menyampaikan dua
permintaan kepada Presiden Yudhoyono.
"Pertama, Presiden Putin
meminta kerja sama dengan Indonesia untuk proses identifikasi forensik
terhadap korban musibah tersebut, di mana Rusia juga memiliki ahli-ahli
di bidang tersebut," kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan
Internasional Teuku Faizasyah kepada para wartawan, Kamis tengah malam.
Presiden
Putin juga menawarkan kerja sama untuk mengirimkan pakar yang akan
mengidentifikasi reruntuhan pesawat berpenumpang 47 orang tersebut.
Menurut Faiza, Presiden Yudhoyono telah menyetujui dua permintaan
tersebut. Bahkan, Kepala Negara telah menghubungi instansi-instansi
terkait di Indonesia untuk segera merealisasikan kerja sama tersebut.
Kedua
kedutaan besar, baik RI maupun Rusia, juga akan dihubungi untuk
menindaklanjuti hal tersebut. "Presiden Yudhoyono meminta agar hal
tersebut diinformasikan kepada pihak keluarga korban sebagai bentuk
tanggung jawab pemerintah," kata Faiza.
Pada kesempatan tersebut,
kedua kepala negara juga saling menyampaikan dukacita yang mendalam atas
musibah ini. Dari 47 penumpang, delapan di antaranya adalah warga
Rusia.
Sebelumnya, Presiden Yudhoyono telah menginstruksikan agar
musibah jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan RA 36801 itu
diinvestigasi secara saksama. Secara terpisah, Perdana Menteri Rusia
Dmitry Medvedev menyatakan telah membentuk sebuah komisi untuk
menyelidiki penyebab musibah tersebut. Komisi ini dipimpin oleh Menteri
Industri dan Perdagangan Rusia Yury Slyusar dan beranggotakan para
pejabat dari Kementerian Luar Negeri dan United Aircraft Corporation.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar